Terabas N2C

(Terampil Bahasa dan Sastra) Ekatrakurikuler Jurnalistik SMP Negeri 2 Cipanas

Monday, April 18, 2016


JADWAL UJIAN NASIONAL 
SMP NEGERI 2 CIPANAS
TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016


Tuesday, April 12, 2016

Peringatan Hari Pahlawan Di SMP Negeri 2 Cipanas



Sepertinya, bagi banyak di antara kita, tidak perlu lagi untuk diingatkan bahwa tanggal 10 November merupakan salah satu di antara berbagai hari bersejarah yang teramat penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sejak lebih dari setengah abad yang lalu, tanggal 10 November telah dinyatakan oleh bangsa kita sebagai Hari Pahlawan. Di zaman Sukarno-Hatta, hari itu diperingati secara nasional (artinya: di mana-mana, di seluruh negeri) sebagai Hari Besar yang dirayakan secara khidmat, dan dengan rasa kebanggaan yang besar.

Pada kurun waktu itu, peringatan Hari Pahlawan merupakan kesempatan bagi seluruh bangsa bukan saja untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang – yang tak terhitung jumlahnya dalam perjuangan bersama bagi tegaknya Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dengan kekalahan Jepang menghadapi Sekutu, maka kemerdekaan bangsa Indonesia telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus, yaitu ketika pasukan pendudukan Jepang masih belum dilucuti oleh Sekutu. Sejak itulah terjadi berbagai gerakan rakyat untuk melucuti senjata pasukan Jepang, sehingga terjadi pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah.
Perkembangan sejak mendaratnya tentara Inngris di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa kehadirannya (atas nama Sekutu) itu telah diboncengi oleh rencana pihak Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Tentara Inggris (Sekutu) yang datang ke Indonesia juga mengikutkan NICA (Netherlands Indies Civil Adminsitration). Kenyataan inilah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana. Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda Merah-Putih-Biru di hotel Yamato telah melahirkan ‘Insiden Tunjungan’, yang menyundut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan beraneka-ragam badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat.
Kebesaran arti pertempuran Surabaya, yang kemudian dikukuhkan sebagai Hari Pahlawan, bukanlah hanya karena begitu banyaknya pahlawan – baik yang dikenal maupun tidak di kenal _ yang telah mengorbankan diri demi Republik Indonesia. Bukan pula hanya karena lamanya pertempuran secara besar-besaran dan besarnya kekuatan lawan. Di samping itu semua, kebesaran arti pertempuran Surabaya juga terletak pada peran dan pengaruhnya, bagi jalannya revolusi waktu itu. Pertempuran Surabaya telah dapat memobilisasi rakyat banyak untuk ikut serta, baik secara aktif maupun pasif, dalam perjuangan melawan musuh bersama waktu itu, yaitu tentara Inggris yang melindungi atau _menyelundupkan_ NICA ke wilayah Indonesia.
Pertempuran Surabaya juga telah menyebarkan, ke daerah-daerah yang paling jauh di Indonesia, kesadaran republiken, patriotisme yang tinggi, solidaritas seperjuangan di kalangan berbagai suku, agama, keturunan. Pengaruhnya bagaikan nyala api besar yang membakar semangat perlawanan sehingga muncul juga pertempuran di banyak tempat di Indonesia. (Untuk menyebut sekedar sejumlah kecil di antaranya : di Jakarta pada tanggal 18 November, di Semarang tgl 18 November, di Riau tanggal 18 November, di Ambarawa tanggal 21 November, di pulau Bangka 21 November, di Brastagi tanggal 25 November, di Bandung tanggal 6 Desember, di Medan 6 Desember, di Bogor tanggal 6 Desember).

Artinya, perjuangan melawan tentara Inggris (dan NICA) telah menggugah semangat patriotisme yang lintas-suku, lintas-agama, lintas-keturunan ras, dan lintas-aliran politik. Dengan semangat itu jugalah, rakyat Indonesia kemudian meneruskan, antara tahun 1945 sampai 1949, perjuangan melawan Belanda, sesudah tentara Sekutu (Inggris) meninggalkan Indonesia.
Sebagai warga negara Republik Indonesia yang menghargai sejarah dan menghormati jasa-jasa para  pahlawan yang telah gugur , segenap keluarga besar SMP Negeri 2 Cipanas pada hari Selasa tanggal 10 November 2015 menggelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan di Lapangan Upacara. Upacara diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, dan Stap TU. Dalam kesempatan tersebut Pembina Upacara mengupas makna penting di balik Peringatan Hari Pahlawan bagi generasi penerus bangsa, khususnya kepada para siswa yang kelak akan memimpin.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam memperjuangan kedaulatan NKRI adalah sebuah pengalaman berharga yang harus diteladani segenap koponen bangsa. Salah satu cara mengekspresikan diri bahwa kita menghargai hal tersebut, misalnya bisa berupa mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan positif, mengembangkan segenap potensi diri demi kemajuan bersama. Bagi para siswa, belajar dengan sungguh-sunguh adalah bukti kongkrit perhargaan kepada jasa-jasa para pahlawan.
Bila di zaman sebelum kemerdekaan berjuang adalah dengan ‘mengangkat senjata’, kini di masa setelah merdeka, berjuang bisa dengan hal lain. Perjuangan di bidang pendidikan salah satunya. Pendidikan sebagai salah satu upaya yang dapat meningkatkan tarah hidup bangsa, kini mulai dianggap hal penting. Telah ketahui sebelumnya bahwa dengan pendidikan, bangsa-bangsa yang ‘minim’ Sumber Daya Alam bisa maju, bahkan bisa mengalahkan bangsa yang kaya akan Sumber Daya Alam. Hal ini mungkin bisa saja disebabkakan oleh karena bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia unggul, mereka mampu mengelola segenap pontensi yang ada di negaranya dengan baik dan tepat guna.

Salah satu bukti bahwa pemerintah menyadari peran strategis pendidikan dalam pembangunan bangsa, adalah adanya penghargaan bagi para guru. Bagi keluarga besar SMP Negeri 2 Cipanas, di bulan November ini, bertepatan juga dengan Hari Pahlawan, ada momen yang membanggakan sekaligus  membahagiakan. Karena tepat di tahun 2015 ini, ada beberapa dari guru SMP Negeri 2 Cipanas yang mendapatkan penghargaan Satya Lencana masa bakti mengajar 20 tahun. Selamat kami ucapakan kepada Bapak Saepudin, M.Pd. (Wakil Kepala Sekolah); Agus Mujianto, S.Pd.; Endang Suparman, S.Pd.; Jajang Suhendar, S.Pd.; Agus Subroto, S.Pd.; Soni Sonjaya, S.Pd.; Mohammad Nasyir Ahyari, S.Pd.; Ibu Rahayu Purwiati, S.Pd.; Dra. Yanyan Widaaryani; Etik Handayani, SE, MM.; Siti Rohmah Kuraesin, S.Pd. Bio; dan Ida Farida Suryani, S.Pd. Pkn. Mudah-mudan penghargaan tersebut bisa memotivasi Bapak dan Ibu untuk terus mengabdi kepada negeri. Ungkapan guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, semoga semakin bergema dan bermakna, di masa yang akan datang. Semoga.
Penulis: Deni Yuniandi Sofyan, S.Pd.